Fungsi
Agama dalam Masyarakat
Agama menurut kamus besar Bahasa
Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya .
Fungsi Agama dalam Masyarakat meliputi :
1. Sumber pedoman hidup
2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan tuhannya ataupun manusia dengan manusia
3. Tuntunan tentang kebenaran atau kesalahan
4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5. Pedoman untuk menanamkan keyakian
6. Pedoman keberadaan
7. Pengungkapan estetika (keindahan)
8. Pedoman untuk rekreasi dan hiburan
9. Memberikan identitas pada manusia sebagai umat suatu agama
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
Fungsi Agama dalam Masyarakat meliputi :
1. Sumber pedoman hidup
2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan tuhannya ataupun manusia dengan manusia
3. Tuntunan tentang kebenaran atau kesalahan
4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5. Pedoman untuk menanamkan keyakian
6. Pedoman keberadaan
7. Pengungkapan estetika (keindahan)
8. Pedoman untuk rekreasi dan hiburan
9. Memberikan identitas pada manusia sebagai umat suatu agama
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:
- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT
-Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
– Memainkan fungsi kawanan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial
Fungsi Sosial Agama
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Fungsi Disintegratif Agama.
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.
Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga dimana tempat tersebut untuk membimbing manusia yang mempunyai atau menganut suatu agama.
dan melembagai suatu agama.
seperti di Indonesia pelembagaan agamanya seperti MUI, MUI itu sendiri singkatan dari Majelis Ulama Indonesia,yang menghimpun para ulama indonesia untuk menyatukan gerak langkah islam di Indonesia, MUI yang melembagai atau membimbing suatu agama khususnya agama islam.
dengan kata lain pelembagaan agama adalah wadah untuk menampung aspirasi-aspirasi di setiap masing-masing agama. ketika ada selisih paham yang tidak sependapat dengan agama yang bersangkutan, maka masalah tersebut di bawa ke pelembagaan agama, untuk di tindak lanjuti.dengan memusyawarahkan masalah tersebut dan di ambil keputusan bersama dan di sepakati bersama pula.
. Contoh kasus tentang konflik yang
ada di dalam agama dan masyarakat
Dan jika kita menelaah lebih dalam
jika konflik itu mengenai konflik agama maka yag banyak terjadi adalah konflik
antara agama Islam-Kristen, karena sudah banyak yang menguatkan tentang ini.
Ini dikarenakan Di Indonesia, fundamentalisme agama masih begitu kelihatan,
terutama bagi golongan Kristen dan Islam. Konflik berdarah antara Islam Kristen
di Ambon, Poso, dan beberapa wilayah lain yang berbuntut pengrusakan dan penghancuran
rumah ibadat serta pembunuhan menjadi indikasi adanya kelompok-kelompok
fundamentalis sempit ini. Walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya benar jika
meletakkan kesalahan pada sikap fundamentalis ini sebagai satu-satunya motif
dari konflik tersebut, tetapi sikap ini dapat menjadi pemicu terjadinya konflik
tersebut.
Amuk Massa di Kupang, Amuk Massa di Kupang terjadi pada tanggal 30 November
1998. Amuk massa tersebut bermula dari aksi perkabungan dan aksi solidaritas
warga Kristen NTT atas peristiwa Ketapang, yaiti bentrok antara warga Muslim
dan Kristen dengan disertai perusakan berbagai tempat ibadah. Aksi perkabungan
dan solidaritas itu sendiri diprakarsai oleh organisasi-organisasi
kemahasiswaan dan kepemudaan Kristen, seperti GMKI, PMKRI, Pemuda Katholik NTT,
dan mahasiswa di Kupang.
Karena isu
pembakaran gereja, massa tersebut kemudian bergerak menuju masjid di
perkampungan muslim kelurahan Bonipoi dan Solor, setelah sebelumnya melakukan
perusakan masjid di Kupang. Amuk massa tanggal 30 November tersebut
mengakibatkan setidaknya 11 masjid, 1 mushola, dan beberapa rumah serta
pertokoan milik warga muslim rusak.
Amuk massa
tersebut tidak hanya berhetnti pada tanggal 30 November itu saja. Dua hari
setelahnya, yaitu tanggal 1 dan 2 Desember 1998 kerusuhan masih terjadi dan
mengakibatkan beberapa kerusakan. Sasaran amuk massa tersebut mencakup rumah
milik ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), masjid dan toko-toko milik
orang Bugis.
Analisis:
Kerusuhan Kupang tersebut berakar dari
persaingan kelompok masyarakat, yaitu antara penganut Kristen yang umumnya
warga asli dan warga muslim, yang sebagia adalah pendatang. Kecepatan
pertumbuhan masjid dan perkembangan ekonomi umat Islam yang baik, karena mereka
sulit menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), menimbulkan kecemburuan sosial